Baik di sini saya akan menjelaskan terkait sejarah perkembangan Ilmu Falak, pada postingan ini kiranya saya membagi sejarahnya ke dalam tiga bagian; Versi Sejarah Dunia, Era Peradaban Islam/sejarah Ilmu Falak pra Islam dan Versi Sejarah Ilmu Falak di Indonesia. Jadi bisa dibilang juga bahwa postingan ini membahas sejarah singkat Ilmu Falak. Perlu diketahui bahwa lapangan pembahasan Ilmu Falak adalah langit dan segala yang ada di dalamnya (jagat raya/alam semesta) ini dapat dikatakan juga bahwa sangatlah luas akan kajian Ilmu Falak, maka bila berbicara mengenai sejarah tentunya selalu banyak versi dalam segi penceritaannya apalagi yang lapangan kajiannya sangatlah luas, oleh karena itu saya sampaikan bahwa di sini saya hanya membubuhkan apa yang saya dapat dari hasil membaca beberapa literatur ahli Falak, seperti karya Dr. Ahmad Izzuddin, M.Ag., Dr. H. Arwin Juli Rakhmadi, M.A. dan beberapa literatur ahli Falak lainnya.
1. Sejarah Versi Dunia
Berangkat dari sebuah pertanyaan; siapa peletak batu pertama Ilmu Falak atau Astronomi ? Zubaer Umar al-Jailany berpendapat bahwa orang pertama yang menemukan Ilmu Falak adalah Nabi Idris As. Pendapat ini diperkuat oleh As-Susy. bahwa ini juga sering disebutkan dalam setiap mukadimah kitab-kitab Falak, dan bahwa wacana tentang Ilmu Falak sudah ada sejak zaman itu (Nabi Idris As), atau bahkan lebih dari sebelum itu.
Sekitar abad ke-28 SM, embrio Ilmu Falak mulai muncul kepermukaan. Pada abad ini Ilmu Falak digunakan untuk menentukan waktu penyembahan berhala. Semisal di negara mesir menyembah Dewa orisis, di Babilonia dan Mesopotamia untuk menyembah Dewa Astroroth dan Baal. Tak kalah juga pada peradaban kuno lainnya semisal Cina, India, Persia, Yunani dan lain sebagainya banhkan peradaban ini telah melakukan aktivitas Astronomi dan Astrologi secara bersamaan dengan karakter dan corak khusus masing-masing.
Orang-orang Tionghoa telah menemukan sebuah alat untuk mengetahui gerak matahari dan gerak benda-benda langit lainnya bahkan di sini pula mereka dapat menentukan terjadinya gerhana matahari, ini terjadi sekitar abad XX SM.
Baca juga : Selayang pandang Ilmu Falak
Selanjutnya masuk pada asumsi Phytagoras (580-500 SM) yang menjelaskan bahwa bumi itu bulat (bulat bola), dilanjut asumsi Heraklitus dari Pontus (388-315 SM) yang menyatakan bahwa bumi itu bereputar pada porosnya, planet-planet lain mengelilingi matahari dan bahwa mataharilah yang mengelilingi bumi. kemudian teori itu diperkuat dengan penelitian terkait jarak matahari dan bumi yang dilakukan oleh Aristarchus dari Samos (310-230 SM). Lalu seorang ilmuwan dari Mesir juga sudah dapat menghitung keliling bumi, dia adalah Eratosthenes (276-196 SM).
Sampai di sini dapat ditelaah bahwa sejak sebelum masehi wacana bahkan persoalan Ilmu Falak sudah nampak, namun tentunya dalam cover yang berbeda. Lalu masa sesudah Masehi ditandai dengan banyaknya temuan-temuan mengenai Ilmu Falak, seperti temuan Claudius Ptalomeus (140 M) temuan berupa catatan mengenai bintang-bintang yang diberi nama Tabril Magesti dan masih banyak pula temuan-temuan lainnya.
2. Sejarah Era Peradaban Islam
Pengaruh dari peradaban-peradaban sebelumnya, Ilmu Falak pada Era Islam ini lebih dikenal sebagai Ilmu Nujum (Astrologi), bukan tanpa alasan, kiranya ada dua alasan yang mendasari asumsi ini. Pertama karena kebiasaan orang arab yang hidup di padang pasir yang luas serta kecintaannya terhadap benda-benda langit untuk mengetahui terbit dan terbenamnya, mengetahui pergantian musim dan lain sebagainya. Kedua kedekatan bangsa arab dengan bangsa-bangsa yang punya kebiasaan astrologi (menafsirkan bintang, zodiak, nasib dan lain sebagainya). Kedua alasan inilah yang kiranya mendasari kenapa Ilmu Falak di era peradaban Islam dikenal dengan Ilmu Nujum.
Pada masa Rasulullah SAW. eksistensi Ilmu Falak memang belum masyhur, ini dibuktikan dengan hadits Nabi : "Inna ummatun umiyyatun la naktubu wala nahsibu". walupun sebenarnya pada masa ini banyak juga yang mahir dalam perhitungan. Sehingga realitas Ilmu Falak pada masa ini susdah ada namun lagi-lagi dalam bentuk dan cover yang berbeda. sebenarnya perhitungan tahun Hijriah pernah digunakan sendiri oleh Nabi ketika beliau mengirim surat kepada kaum nasrani, yang mana pada surat itu tertulis tahun V Hijriah. Namun terkait penulisan tahun ini di dunia arab lebih mengenal peristiwa makanya bangsa arab dulu lebih mengenalnya akan tahun gajah, tahun izin, tahun zilzal atau bahkan tahun amar.
Secara formal, Ilmu Falak di masa ini baru mulai nampak sejak adanya penetapan hijrah nabi dari Makkah ke Madinah, inilah yang menjadi pondasi dasar kalender hijriah, ini pertama kali dilakukan oleh seorang sahabat nabi yaitu Umar Bin Khatab, seorang sahabat Nabi yang paling berani dalam mengambil kebijakan yang secara tekstual berkesan sangat bertentangan dengan Al-Quran namun secara kontekstual terlihat sekali beliau lebih menekankan kepada apa yang disebut dengan Maqasidus Syari'ah. Dengan berbagai pertimbangan pula singkat cerita pada masa ini bulan muharram ditetapkan sebagai bulan pertama Hijriah.
Selama hampir delapan abad tanpa masa keemasan Islam. Barulah pada masa Daulah Abbasiyah tepatnya pada masa khalifah Abu Ja'far Al-Mansyur, Ilmu Falak mendapatkan posisi yang sangat istimewa, setelah Ilmu Tauhid, Fiqih dan kedokteran. Pada masa ini Ilmu Falak tidak hanya dilihat dan dipelajari dalam keperluan perspektif praktisi ibadah saja, namun lebih dari pada itu, Ilmu Falak di sini diberikan kebebasan seperti menterjemahkan kitab Sindihind dari India, lebih dari pada itu Ilmu Falak ini juga dikembangkan sebagai pondasi dasar ilmu pengetahuan lainnya semisal Ilmu pelayaran, pertanian, pemetaan, kemiliteran dan lain sebagainya. pada masa ini dana negara banyak dibelanjakan guna perkembangan Ilmu ini, para Astronom berkembang dengan pengetahuan dan terobosan baru. Banyak juga gerakan penerjemahan literatur-literatur Ilmu Falak asing yang diterjemahkan ke dalam bahasa arab, seperti buku Miftah An-Nujum oleh Hermes Agung, Sindhind oleh Ibrahim Al-Fazzari, Almagest karya Ptolomeus oleh Yahya Bin Khalid Al Barmaki dan tentunya masih banyak lagi karya-karya yang telah berhasil diterjemehkan.
Benang merahnya adalah Ilmu Falak pada Era Islam berjalan dalam dua metode; teori dan praktik. Teori (Nazary) terbukti pada teori-teori astronomi yang menitikberatkan pembahasan jagat raya. Praktik (At-Tatbiqy) terbukti dengan munculnya alat-alat astronomi/falak seperti Rub' Mujayyab, Mizwala dan lain sebagainya.
3. Sejarah Versi Indonesia
Eksistensi Ilmu Falak di Indonesia tidak akan terlepas dari pada peran para Ulama Indonesia dalam hal ini dikenal sebagai Jaringan Ulama, sehingga pada pertengahan pertama abad ke dua puluh bahwa peringkat kajian Islam yang paling tinggi hanya bisa dicapai di Makkah. Bukti dari pada adanya Jaringan Ulama ini adalah munculnya kitab monumental Sulamun Nayrain merupakan karya ulama Indonesia yaitu Syekh Muhammad Manshur Al-Batawi, yang mana merupakan hasil Rihlah Ilmiyah yang beliau lakukan selama berada di Jazirah Arab. Dan tentunya banyak juga kitab Falak di Indinesia yang merupakan pengembangan dari satu kitab induk yaitu kitab al-mathlaul said fi hisabil kawakib ala rasydil jadid karya Syekh Husain Zaid Al-Misra.
Menurut Karel A. Steenbrink bahwa ada dua periode yang mesti diperhatikan, yaitu periode masuknya Islam ke Indonesia dan periode Reformasi abad ke dua puluhan. tercatat dalam sejarah bahwa pra kedatangan Islam ke Indonesia sudah tumbuh perhitungan tahun menurut tahun soko yang mana kalender ini digunakan oleh umat Budha untuk mengatur kehidupan masyarakat dan Agama. Namun kalender ini yang semula berdasarkan pada peredaran matahari, pada tahun 1043 H/1633 M/1555 tahun soko, oleh Sultan Agung diubah menjadi berdasarkan peredaran bulan. Seiring perkembangan zaman kalender Hijriahlah yang pada akhirnya dipakai menggantikan kalender jawa/soko. Perlu digaris bawahi bahwa prosesi pergantian kalender bukan hanya pergantian kalender semata melainkan penciptaan masyarakat lama (beragama Budha) menjadi masyarakat baru (beragama Islam).
Singkat cerita masuklah para penjajah Belanda ke Indonesia, disini mulai terjadi pergeseran/pergantian penggunaan kalender yang tadinya Hijriah menjadi kalender Masehi. Meskipun demikian Umat Islam tetap menggunakan kalender Hijriah, utamanya pada daerah kerajaan-kerajaan Islam untuk menetapkan hari-hari yang berkaitan dengan ibadah Umat Islam seperti 1 Syawal, 1 Ramadhan dan bahkan 10 Dzulhijjah. Sehingga nampak jelas bahwa dengan adanya penggunaan kalender dan bahkan asimilasi kalender itu membuktikan eksistensi Ulama Falak atau bahkan Ilmu Falak di indonesia memang benar ada.
Baca juga : Download Buku Ephemeris 2022 pdf
Untuk Selanjutnya Ilmu Falak ini tumbuh subur di pondok-pondok pesantren terutama Jawa dan Sumatera. Dari sinilah mulai berkembang kajian-kajian Ilmu Falak dan literatur-literatur Ilmu Falak asli karya Ulama Indonesia dan tak lupa seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi alat-alat yang mendukung terhadap praktukim Falak semakin banyak tercipta.
Demikianlah penjelasan terkait Sejarah Perkembangan Ilmu Falak Singkat dari masa ke masa, baik Versi Sejarah Dunia, Sejarah Ilmu Falak di Indonesia bahkan Sejarah Ilmu Falak Era Islam/Pra Islam. Semoga bermanfaat.
Terimakasih..
0 Comments:
Post a Comment